Rabu, 11 Januari 2012

Cara Memotong Video

Guysss,,,,,,
bingung mau motong video,
gunakan aja aplikasi ini http://www.iskysoft.com/itube-studio-mac.html
mudah banget kok
1. Install aplikasinya 
2. Input video yang di inginkan "add video files"
3. Klik Edit .. Pilih Clip
4. Potong video sesuka kamu,,
5.Close dan pilih save
6. Ganti file agar bisa di play di hp atw di laptop, agar compatibel.
7.Klik Covert
8.Selesai



Ini hasilnya,,,,
ni lagu favorit lo tahun 90an

http://www.youtube.com/watch?v=D5fRVm3k1aY



Ini lagu favorit saya,, jadul tp oke bgt lirik nya ^^
I saw The sign ...
and  it opened my heart i saw the sign
life is demanding without understanding
I saw The sign ...
and  it opened my heart i saw the sign
no one's gonna drag u up
to get into the light where u belong,,,,,,



Lets Try it,,,
^^

Senin, 09 Januari 2012

PENGARUH CUACA, IKLIM DENGAN PERUBAHAN PERILAKU MANUSIA


PENDAHULUAN


Lingkungan memberikan banyak pengaruh kepada kita. Bahkan para behaviorist percaya bahwa lingkungan sebagai faktor utama yang membentuk perilaku kita. Lingkungan seringkali “memaksa” kita untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Kita juga melakukan berbagai macam adaptasi untuk dapat bertahan dalam lingkungan tertentu. Hal ini menyebabkan munculnya perilaku yang berbeda-beda dari tiap lingkungan yang berbeda-beda pula

Lingkungan sendiri memiliki berbagai bentuk. Mulai dari lingkungan fisik yang alami, lingkungan fisik buatan, ligkungan sosial, dan sebagainya. Salah satu faktor lingkungan yang memiliki pengaruh adalah cuaca dan iklim.  Selain iklim kita juga mengenal yang disebut sebagai cuaca. Cuaca sendiri secara tidak langsung memilki pengaruh terhadap perilaku kita. Cuaca juga seringkali digunakan sebagai gambaran terhadap suatu keadaan. Cuaca mendung atau hujan misalnya, biasanya digambarkan sebagai sebuah keadaan sedih atau muram. Lain halnya dengan hari yang cerah biasanya digunakan untuk menggambarkan keadaan yang ceria. Dalam tulisan ini, kita akan membahas berbagai macam pengaruh cuaca dan iklim terhadap perilaku kita. Mulai dari suhu yang dapat menyebabkan kita menjadi agresif atau kalem, cahaya yang berpengaruh pada semangat kita, angin, kelembaban, dan konsentrasi ion dalam udara yang kita hirup. 






PEMBAHASAN

  1. Cuaca dan Iklim
Menurut Rahardjani (1987) dan Ancok (1988), cuaca dan iklim di pengaruhi kualitas fisik yang mempengaruhi perilaku
Cuaca terdiri dari seluruh fenomena yang terjadi di atmosfer Bumi atau sebuah planet lainnya. Cuaca biasanya merupakan sebuah aktivitas fenomena ini dalam waktu beberapa hari.
Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Adapun yang mencakup cuaca dan iklim yaitu,
  1. Suhu 
Suhu menunjukkan derajat panas dari suatu benda atau keadaan. Suhu udara misalnya, menunjukkan seberapa panas kondisi udara tersebut. Suhu udara sendiri berbeda-beda di tiap wilayah. Di daerah pegunungan atau daerah yang tinggi misalnya, relatif lebih dingin dibanding daerah pantai atau daerah lain yang letaknya di dataran rendah. Begitu pula suhu udara di musim dingin yang tentunya lebih rendah dibanding suhu udara pada musim panas. 
Manusia sendiri memiliki batas kemampuan bertahan dalam suhu tertentu. Tubuh manusia hanya bisa mentolerir suhu maksimal 180 derajat Fahrenheit atau sekitar 82 derajat Celcius selama lima puluh menit. Pada suhu 110 derajat Fahrenheit sendiri reseptor tubuh sudah mengalami gangguan. Sedangkan pada suhu di bawah 60 derajat Fahrenheit atau sekitar 15 derajat Celcius sendiri saraf motorik manusia juga sudah mulai terganggu (Veitch & Arkkelin, 1995).  Perubahan suhu yang terlalu drastis dan cepet sendiri juga dipercaya dapat menyebabkan timbulnya penyakit (Veitch & Arkkelin, 1995). Seperti halnya gelas yang setalah dituang air panas kemudian diberi es akan mengalami keretakan. Tubuh kita juga rentan terhadap perubahan suhu yang terlalu cepat. Ini juga menjelaskan fenomena ketika musim pancaroba ada kita menjadi lebih gampang sakit. 
  1. Cahaya
Cahaya telah menjadi bagian utama dari kehidupan kita. Tanpa adanya cahaya tumbuhan tidak dapat berfotosintesis, manusia dan hewan tidak dapat bertahan hidup mencari makanan.Kecuali beberapa spesies hewan yang memang dirancang untuk hidup dalam kegelapan. 
Cahaya sendiri memiliki inetansitas berbeda-beda tergantung wilayah dan musimnya. Di daerah tropis misalnya yang paling banyak mendapat sinar matahari sepanjang tahun dan panjang siangnya relatif lebih tetap. Berbeda dengan daerah-daerah sub tropis yang mengalami empat musim dimana cahaya matahari lebih lama ketika musim panas dan menjadi lebih singkat ketika musim dingin. Bahkan di daerah kutub misalnya pada musim panas cahaya matahari bisa lebih dari 24 jam sedangkan di musim dingin bisa gelap lebih dari 24 jam. 
Teknologi sendiri telah membantu manusia dalam mengatur hidupnya. Seperti halnya manusia memanipulasi suhu dalam ruangan tertentu dengan AC atau kipas angin misalnya, teknologi saat ini mampu menciptakan sumber cahaya sehingga kebutuhan manusia akan cahaya tidak hanya bergantung pada matahari. Selain itu cahaya menjadi lebih mudah dimanipulasi juga. 
Meski berhasil menciptakan sumber cahaya sendiri, tetap saja matahari merupakan sumber cahaya utama dalam kehidupan manusia. Cahaya matahari sendiri memiliki banyak efek terhadap kehidupan kita. Salah satunya adalah dapat menstimulasi tubuh untuk memproduksi vitamin D yang mencegah penyakit pada pergelangan sendi sehingga kita dapat beraktivitas dengan lebih leluasa (Veitch & Arkkelin, 1995). 

  1. Angin, Kelembaban dan Ion 
Udara sendiri tersusun oleh berbagai macam unsur. Mulai dari seberapa banyak uap air yang terkandung dalam udara yang biasa kita sebut sebagai kelembaban, hingga kandungan ion-ion dalam udara. Selain itu ada jujga tekanan udara. Semua ini memiliki pengaruh masing-masing terhadap perilaku kita. 

  1. Pengaruh Cuaca, Iklim terhadap Perilaku
  1. Suhu terhadap Perilaku
Beberapa psikolog meyakini adanya hubungan antara suhu udara dengan kecenderungan perilaku seseorang, antara lain :
  1. Agresifitas
Suhu udara yang panas misalnya dipercaya sebagai faktor pendorong muculnya agresivitas (Jamridafrizal, 2010; Proshansky, Ittelson, & Rivlin, 1970). Di sisi lain suhu yang sangat ekstrim dipercaya dapat mengurangi perilaku agresivitas (Veitch & Arkkelin, 1995). Pada musim-musim tertentu seperti musim panas atau musim kemarau emosi seseorang akan lebih mudah meledak-ledak dan kecenderungan agresivitas semakin tinggi. Banyak kebangkitan politik, pemberontakan, dan revolusi terjadi pada bulan-bulan yang panas (Proshansky, Ittelson, & Rivlin, 1970). Reformasi 1998 juga misalnya terjadi pada bulan Mei dimana udara sedang berada dalam suhu yang tinggi sehingga menciptakan kecenderungan untuk meluapkan emosi.
Contoh : Dalam konser-konser atau demonstrasi misalnya,orang orang akan mudah terpancing emosi karna suhu dan iklim di sekitar sangat pana, kita sering melihat polisi menyemprotkan air kepada kerumunan massa. Tujuannya adalah mendinginkan suhu udara dengan harapan dapat meredam perilaku agresivitas massa.
  1. Pendek Usia
Hal itu dapat dijelaskan dari proses biologis yang terjadi. Ketika suhu meningkat, maka suhu tubuh juga akan meningkat aliran darah membesar sehingga darah menjadi lebih dingin dan mengalir ke permukaan kulit, kulit menjadi berwarna merah muda dan berketingat serta detak jantung meningkat. Ini menyebabkan manusia menjadi lebih mudah emosi, meledak-ledak, dan membabi buta (Veitch & Arkkelin, 1995). Perilaku semacam ini dipercaya memperpendek usia individu. 
  1. Etos Kerja
Selain itu penelitian-penelitian lain mencoba menghubungkan antara performa kerja seseorang dengan suhu udara. Pemikiran ini berangkat dari fakta dimana kebanyakan negara-negara dengan etos kerja yang tinggi memiliki empat musim. Sedangkan negara-negara tropis cenderung tingkat perekonomiannya sedang-sedang saja rendah. Adanya perubahan iklim yang drastis seperti yang terjadi di negara-negara yang terletak di daerah iklim sub-tropis yang mengalami empat musim, dipercaya oleh sebagaian orang memiliki pengaruh terhadap etos kerja (Proshansky, Ittelson, & Rivlin, 1970). Dimana negara-negara dengan empat musim memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh keadaan alam yang sangat keras. Dari budaya bertani misalnya, mereka yang tinggal di daerah empat musim harus berusaha mengumpulkan makanan sebanyak mungkin untuk menghadapi musim dingin. Tradisi ini dipercaya sebagai akar dari etos kerja yang tinggi dalam masyarakat tersebut. Di Jepang misalnya yang memiliki mepat musim, masyarakatnya memiliki etos kerja yang lebih tinggi dibanding masyarakat Indonesia yang berada di daerah tropis. 
  1. Performa atau aktivitas
Penelitian di Swedia terhadap anak-anak SD juga menghasilkan temuan yang relatif sama. Dimana peningkatan suhu berpengaruh pada performa seseorang (Gifford, 1987). Anak SD memiliki performa yang lebih buruk ketika berada dalam ruangan yang bersuhu tinggi dibanding ketika berada dalam ruangan bersuhu normal. Prakteknya di lapangan adalah maraknya penggunaan pendingin udara di kantor-kantor dan ruang kelas. Meski penggunaan AC sendiri ternyata tidak meningkatkan performa kerja seseorang, hanya membuat performa individu tersebut menjadi lebih stabil (Gifford, 1987). 
  1. Munculnya sikap anti social
Suhu juga dipercaya memiliki pengaruh terhadap relasi seseorang. Dalam suhu yang sedang misalnya cenderung mempengaruhi munculnya perilaku anti sosial (Veitch & Arkkelin, 1995). Penelitian juga menunjukkan bahwa persepsi seseorang terhadap daya tarik orang lain dipengaruhi suhu udara. Dimana daya tarik seseorang dalam suhu udara yang panas cenderung lebih rendah daripada dalam keadaan suhu normal (Proshansky, Ittelson, & Rivlin, 1970). 




  1. Cahaya terhadap perilaku
Pengaruh antara cahaya dengan kecenderungan perilaku seseorang, antara lain dapat mempengaruhi :
  1. Mood
Cahaya juga menstimulasi tubuh untuk memproduksi serotonin (Veitch & Arkkelin, 1995). Serotonin sendiri dipercaya berpengaruh pada suasana hati seseorang. Mereka yang kekurangan serotonin akan lebih mudah depresi. Dalam cuaca cerah, kita seringkali merasa lebih bersemangat. Karena cahaya matahari pada hari yang cerah dapat menimbulkan kesenangan dan kebahagiaaan (Veitch & Arkkelin, 1995). Sedangkan suasana berawan dapat membuat kita merasa sedih. Itulah sebabnya di malam hari kita terkadang merasa lebih melankolis dibanding pada pagi hari. Dalam drama, karya sastra, dan semacamnya, suasana pagi yang penuh cahaya digunakan untuk menggambarkan suasana semangat atau suasana hati yang gembira. Sebaliknya untuk menggambarkan suasana muram biasanya menggunakan setting yang relatif gelap misalnya mendung, hujan, malam, dan sebagainya.  Ternyata tidak hanya cahaya matahari yang berpengaruh pada kehidupan kita. Cahaya dari lampu bohlam dan lampu neon misalnya memiliki pengaruhnya sendiri-sendiri. Lampu neon dengan cahayanya yang cukup terang membuat kita merasa lebih aktif dan bersemangat. 
  1. Kinerja
Cahaya sendiri juga berpengaruh pada kinerja seseorang. Siswa yang berada dalam kondisi cuaca cerah cenderung lebih memperhatikan guru dan mengurangi kegelisahannya. Selain itu dalam sebuah tes baca tulis, siswa yang berada dalam kelas yang terang memiliki skor yang lebih baik dibanding dengan kelas yang penerangannya buruk (Gifford, 1987). Sehingga ruang-ruang kelas dan ruang-ruang kerja biasanya didesain dengan penerangan yang cukup. 
  1. Hiperaktivitas dan gangguan
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa cahaya lampu neon dapat berpengaruh dapat meningkatkan perilaku hiperaktif pada anak yang sudah ada gejala autism dan gangguan emosional lainnya (Gifford, 1987). Tentu saja pengaruh tersebut tidak hanya berlaku bagi individu yang mengalami gangguan jiwa. Pengaruh tersebut berlaku bagi seluruh individu pada umumnya. 
  1. Marketing
Toko-toko modern dan supermarket kemudian mengadopsi konsep ini. Jika kita perhatikan tempat-tempat tersebut memiliki penerangan yang sebenarnya cukup “berlebihan”. Cahaya ini mendorong kita untuk semakin aktif dan semangat dalam berbelanja. Berbeda dengan toko-toko tradisional yang cenderung menggunakan penerangan secukupnya. 
Lain halnya dengan lampu bohlam, cahaya remang justru menimbulkan kenyamanan (Gifford, 1987). Beberapa rumah makan mencoba menawarkan suasana biasanya lebih menggunakan lampu bohlam dibandingkan neon. Karena bohlam akan menimbulkan suasana nyaman sehingga para pelanggan menyukai dan betah berlama-lama di tempat tersebut. Lain halnya dengan restoran fastfood yang cenderung menggunakan cahaya lampu neon agar pembeli datang silih berganti dengan lebih cepat. 

  1. Angin, kelembaban dan ion pengaruh terhadap perilaku.
Hubungan antara angin, kelembaban dan ion pengaruh dengan kecenderungan perilaku seseorang, antara lain dapat mempengaruhi :
  1. Perilaku Kerja
Komposisi dan keadaan udara ini sendiri tentunya memiliki pengaruh terhadap perilaku kerja (Gifford, 1987). Angin misalnya memiliki pengaruh langsung dalam kehidupan kita. Teknologi kita banyak menggunakan angin dalam aktivitasnya misalnya untuk melaut, pembangkit listrik, penerbangan, dsb. Efek yang secara langsung dapat kita lihat adalah manusia cenderung enggan melaut atau terbang apabila kondisi angin sedang tidak bersahabat.  Angin yang kencang dapat menurunkan kondisi afektif seseorang dan performa kerja (Veitch & Arkkelin, 1995). Misalnya dalam olahraga voli atau tenis. Tentu orang akan cenderung enggan melakukan aktivitas tersebut dalam kondisi cuaca yang berangin karena angin dapat berpengaruh dalam permainan mereka. 
  1. Pengaruh yang berbeda terhadap psikologis manusia
Tekanan udara juga memiliki pengaruh tersendiri terhadap diri kita. Sebuah penelitian di Jepang menyebutkan bahwa individu cenderung lebih mudah lupa pada hari yang memiliki tekanan udara yang rendah (Proshansky, Ittelson, & Rivlin, 1970) Kelembaban juga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap psikologis manusia dalam hal ini justifikasi. Angin kering (kelambaban udara yang rendah) berpengaruh pada rational judgement yang negatif terhadap seseorang (Veitch & Arkkelin, 1995). Sehingga jika seseorang berkenalan dengan orang asing pada kondisi tersebut, orang tersebut akan cenderung dinilai negatif dibanding ketika berkenalan dalam kondisi kelembaban yang tinggi. Komposisi udara lain yang turut berpengaruh pada perilaku manusia adalah konsentrasi ion. Konsetrasi ion positif dapat meningkatkan depresi, insomnia, dan migraine. Orang yang berada dalam kondisi ion positif cenderung memiliki mood yang buruk dan berperilaku aneh (Veitch & Arkkelin, 1995).  Lain halnya dengan individu yang banyak menghirup ion negatif cenderung dapat meningkatkan fungsi kognitif, kapasitas kerja, dan efisiensi dalam bekerja. Konsep yang sama yang diadopsi dalam minuman-minuman isotonik yang mengandung banyak ion negatif. Tujuannya adalah meningkatkan konsentrasi dan semangat dalam beraktivitas. 


KESIMPULAN
Lingkungan memberikan banyak pengaruh kepada kita. Lingkungan memiliki berbagai bentuk. Mulai dari lingkungan fisik yang alami, lingkungan fisik buatan, ligkungan sosial, dan sebagainya. Iklim dan cuaca sendiri dapat menyebabkan berbagai dampak bagi manusia,setiap perubahan cuaca dan iklim mempunyai dampak yang positif dan negative terhadap perilaku manusia.






























DAFTAR PUSTAKA

Gifford, R. (1987). Environnmental Psychology: Principle and Practice. Boston: Allyn & Beacon. 
Jamridafrizal. (2010, september 18). Agresivitas dan kecemasan. Retrieved october 26, 2010, from Scribd: http://www.scribd.com/doc/17376693/Agresivitas-Dan-Kecemasan 
Proshansky, H. M., Ittelson, W. H., & Rivlin, L. G. (1970). Environmental Psychology: People and Their Physical Settings. New York: Holt, Rinehalt, and Winston. 
Veitch, R., & Arkkelin, D. (1995). Environmental Psychology: An Interdiciplinary Perspective. New Jersey: Prentice Hall.










Sabtu, 07 Januari 2012

PENGOLAHAN INFORMASI & PERSEPSI KONSUMEN

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Pengertian Persepsi
Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998: 51), adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.
Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu peruses tentang petunjuk-petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang terstuktur dan bermakna pada situasi-situasi tertentu. Senada dengan hal tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201), mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu.
Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu, maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1989: 358), sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus.


BAB II
PENGOLAHAN INFORMASI & PERSEPSI KONSUMEN

  1. Pengolahan Informasi dan Persepsi Konsumen
Dalam mengisi aktivitas keseharian, alat indra mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui alat indera lah kita dapat merasakan semua hal yang terjadi pada fisik kita. Sebagai contoh berkat indera kulit, kita merasakan kepanasaan saat di luar ruangan dan sejuk saat di kantor, yang lainnya seperti hidung yang mencium bau, telinga yang mendengar suara, dan mata yang melihat objek di sekitar kita. Apa yang dicium oleh hidung, apa yang didengar oleh telinga, apa yang dilihat oleh mata, itulah yang disebut stimulus.
Pengolahan informasi pada diri konsumen terjadi ketika salah satu panca indera menerima input berupa stimulus. Stimulus dapat berbentuk produk, nama merk, iklan, nama produsen.
Iklan berbagai produk yang ditayangkan ditelevisi dan radio adalah stimulus yang dirancang khusus oleh produsen agar menarik perhatian konsumen, sehingga konsumen mau melihat dan mendengarkan iklan tersebut. Produsen mengharapkan konsumen menyukai iklan produknya, kemudian menyukai produknya dan membelinya. Produsen harus memahami bagaimana konsumen mengolah informasi. Pengetahuan ini penting bagi produsen agar dapat merancang proses komunikasi yang efektif bagi konsumen.
  1. Tahap- Tahap pengolahan Informasi

Menurut (Engel, Blackwell, dan Miniard. (1995) mengutip pendapat William McGuire yang menyatakan bahwa ada lima tahap- tahap pengolahan informasi (the information processing model), yaitu:
  1. Pemaparan (Exsposure)
Pemaparan Stimulus yang menyebabkan konsumen menyadari stimulus tersebut melalui panca inderanya.
  1. Perhatian (Attention)
Kapasitas pengolahan yang dialokasikan konsumen terhadap stimulus yang masuk.
  1. Pemahaman (Comprehension)
Interpretasi terhadap makna stimulus.
  1. Penerimaan (Acceptance)
Dampak persuasive stimulus kepada konsumen.
  1. Retensi (Retention)
Pengalihan makna stimulus dan persuasi keinginan jangka panjang.

Proses pengolahan informasi diartikan sebagai “is the process which consumers are exposed to information, become involved with it, attend to it, comprehend it, place in to memory and retrieve it for later use” (Mowen and Minor, 1998 hal 63). Yaitu menyebut tahap pemaparan, perhatian, dan pemahaman sebagai persepsi. Persepsi ini bersama keterlibatan konsumen dan memori akan mempengaruhi pengolahan informasi.

  1. Pemaparan (Exposure)
Pemahaman merupakan tahap pertama dari proses pengolahan informasi, dimana pada tahap ini pemasar menyampaikan stimulus pada konsumen. Seperti iklan, kemasan, merk atau bahkan hadiah. Selanjutnya akan timbul sensasi yang merupakan stimulus yang dirasakan konsumen ke salah satu inderanya dari pihak produsen.
  1. Perhatian (Attention)
Tidak semua stimulus yang dipaparkan dan diterima konsumen akan memperoleh perhatian dan berlanjut dengan pengolahan stimulus tersebut, hal ini terjadi karena konsumen memiliki keterbatasan sumberdaya kognitif untuk mengelolah semua informasi yang diterima.
Ada dua faktor utama yang mempengaruhi perhatian konsumen terhadap stimulus yang akan diperhatikannya, yaitu faktor pribadi dan faktor stimulus. Faktor pribadi adalah karakteristik konsumen yang muncul dalam diri konsumen. Faktor ini ada diluar control pemasar, berbeda dengan faktor pribadi, faktor stimulus adalah faktor yang dapat dikontrol dan dapat dimanipulasi oleh pemasar dan pengiklan yang bertujuan untuk menarik minat konsumen, faktor-faktor stimulus meliputi:
  1. Ukuran (size)
Semakin besar ukuran stimulus maka akan semakin besar perhatian.
  1. Warna (colour)
Warna-warni dari satu stimulus akan menarik perhatian yang lebih besar dibandingkan stimulus yang hitam putih.
  1. Intensitas (Intensity)
Frekuensi yang lebih sering akan memperbesar stimulus sehingga menimbulkan perhatian yang lebih besar.
  1. Kontras (Contras)
Stimulus yang ditampilkan sangat kontras dengan latar belakangnya seringkali menarik perhatian yang lebih baik.
  1. Posisi (Position)
Suatu stimulus mungkin lebih diperhatikan oleh konsumen karena letaknya yang strategis di suatu lokasi.
  1. Petunjuk (Directionality)
Mata konsumen sering kali tertuju kepada stimulus yang diarahkan oleh suatu petunjuk.
  1. Gerakan (Movement)
Stimulus yang bergerak akan menarik perhatian konsumen dibandingkan yang diam.
  1. Kebauran (Novelty)
Stimulus yang ditampilkan dengan tehnik kebauran biasanya menimbulkan penasaran dan rasa keingintahuan.
  1. Isolasi (Isolation)
Teknik meletakan suatu stimulus pada suatu ruang dimana ruang yang digunakan oleh stimulus ini hanya sedikit sekali, sedangkan sisah ruangan yang besar tidak digunakan untuk menarik perhatian.
  1. Stimulus yang disengaja (“learned” attention-inducing stimuli)
beberapa stimulus seperti bel atau telepon rumah sengaja dipasang untuk menarik perhatian.
  1. Memberi pesan yang menarik (Attractive spokesperson)
Pemasar menggunakan selebriti sebagai bintang iklan agar menarik perhatian konsumen.

  1. Perubahan gambar yang cepat ( Scane changes)
Penampilan banyak gambar dalam waktu singkat akan menimbulkan aktivitas otak secara tidak sengaja yang akan menarik perhatian konsumen.
  1. Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman adalah usaha konsumen untuk mengartikan atau menginterpretasikan stimulus. Engel, BlackWell, dan Miniard (1995) menyebut tahapan ini merupakan tahapan ini sebagai tahap member makna kepada stimulus. Pada tahapan ketiga ini konsumen melakukan “perceptual organization” yaitu konsumen cenderung untuk melakukan pengelompokan stimulus sehingga memandangnya sebagai satu kesatuan. Pemahaman di pengaruhi tiga prinsip, yaitu:
  1. Gambar dan latar belakang (figure and ground)
Gambar adalah suatu stimulus yang diletakan dalam suatu latar belakang. Konsumen cenderung memisahkan mana obyek yang harus diperhatikan dan mana latar belakangnya.
  1. Pengelompokan (grouping)
Orang akan lebih mengingat informasi jika disajikan dalam bentuk kelompok atau secara terpisah-pisah.
  1. Closure,
Konsumen akan berusaha memahami suatu objek dalam arti yang utuh walaupun ada bagian dari obyek hilang atau tidak lengkap.
  1. Penerimaan (Acceptable)
Setelah konsumen melihat stimulus, memperhatikan, dan memahami stimulus tersebut maka sampailah kepada suatu kesimpulan mengenai stimulus atau objek tersebut. Inilah yang disebut persepsi konsumen terhadap objek tersebut atau citra (images) produk. Persepsi konsumen ini adalah output dari penerimaan konsumen terhadap stimulus.
  1. Retensi (Retention)
Merupakan proses memindahkan informasi ke memori jangka panjang (Long Therm Memory). Memori terdiri atas tiga system penyimpanan yaitu: Sensory memory yaitu tempat penyimpanan memori sementara yang diterima oleh panca indera, Short therm memory yaitu tempat penyimpanan informasi untuk waktu yang terbatas dan memiliki kapasitas terbatas akan tetapi akan mempunyai waktu penyimpanan kurang dari 30 detik, dan Long therm memory yaitu tempat penyimpanan informasi dalam jangka waktu yang lama dan memiliki kapasitas dalam jumlah yang tidak terbatas.

  1. Mengingat kembali (Retrieval)
Informasi yang disimpan dalam Long Therm Memory, tentu akan dipanggil kembali untuk dipakai sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan (proses retrieval).








Daftar Pustaka

Tambajong, J. (1995). Pengantar Psikologi Konsumen. Cetakan pertama. Jakarta: Kawan pustaka.
Sumarwan, U. (2003). Perilaku Konsumen: Theory & Application in Marketing. Remaja Redaskarya- Bandung.